Entries by admin

Prof. Moeso Suryowinoto Peletak Pondasi Bioteknologi Anggrek Indonesia

Fakultas Biologi UGM dikenal sebagai pusat kegiatan peranggrekan di tanah air. Hal ini tidak lepas dari sumbang sih seorang ahli anggrek di Indonesia sekaligus sebagai salah satu pendiri Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI), Prof. Moeso Suryowinoto. Menurut seorang pakar Bioteknologi Anggrek Indonesia, Dr. Endang Semiarti, Fakultas Biologi, pada saat itu, memiliki tiga Greenhouse untuk tanaman anggrek. Pada tahun 1976, Prof. Moeso membangun Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan (sekarang Laboratorium Bioteknologi-Red) dengan menjual mobil pribadi/keluarga. Di Lab tersebut kegiatan peranggrekan, terutama kultur in vitro untuk penanaman biji anggrek dan perbanyakan klonal dilakukan sampai sekarang. Pada saat itu koleksi anggrek Fakultas Biologi sangat bervariasi, banyak jumlahnya dan sangat cantik, sehingga tak heran jika banyak para penganggrek yang berkunjung dan ingin belajar tentang budidaya anggrek ke Fakultas Biologi. read more read more

Transfer Gen Anggrek, Selamatkan Plasma Nutfah

Dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Dr Endang Semiarti, meraih penghargaan pertama Nagoya International Orchid Congress (NIOC), mengalahkan 156 peneliti dari 36 negara. Endang berhasil menemukan teknologi perbanyak massal tanaman anggrek melalui metode transfer gen, sebuah terobosan baru dalam budidaya anggrek.

Tanaman yang digunakan Endang sebagai bahan penelitian adalah anggrek jenis Phalaenopsis amabilis atau anggrek bulan. Mwtode transfer gen yang dilakukan Endang pada dasarnya adalah meletakkan gen kunci pertumbuhan tunas. Dengan metode ini, dari satu embrio tanaman anggrek bisa dihasilkan 90 tanaman baru dengan jenis yang sama dan dengan kualitas yang sama. read more read more

Menjaga Kelestarian Genetik Anggrek Khas Merapi

Foto : Koran Jakarta/Eko Sugiarto Putro

Indonesia tercatat sebagai negara nomor dua setelah Brasil yang memiliki keanekaregaman hayati terbesar di dunia. Namun, khusus untuk anggrek, Indonesia adalah negara yang memiliki koleksi asli terbesar di dunia sehingga disebut sebagai negara mega bio diversity anggrek.

Dari total 30 ribu koleksi anggrek yang hidup di seluruh muka bumi, lebih dari 5 ribu ditemukan di Indonesia.

“Tapi sayangnya karena kekurangpedulian kita, saat ini diperkirakan hanya tinggal 1500 jenis anggrek saja yang tersisa,” kata pakar sekaligus pelestari Anggrek dari Fakultas Biologi UGM, Endang Semiarti, beberapa waktu lalu, di pameran science di Graha Sabha UGM. read more read more